Friday, August 12, 2005


Eh, ada siapa tuh moto-moto. Oh ayah ya. Ayah kok keliatannya sayang banget sama Kia ya..hehehe Ge eR Posted by Picasa

Hai om2 dan tante2,salam kenal. Aku diberi nama Annisa
Tazkya Azizah oleh ayah eko dan bunda dessi. Kia lahir
pagi ini di Midori Byouin Yokohama-shi Aoba-ku, jam
8.13 waktu Tokyo,GMT +09. Berat bdn Kia 2.2kg jadi
keluar dari bundanya gampang. panjang tbh kia 42cm.
Agak kecil sih,maklum ayah dan bunda imut2 sih.
Walaupun kecil,tp kia genki lho, hasil tes afgarnya
10,10 dari 11. Artinya semua organ tubuh Kia responnya
bagus. Pas baru lahir Kia langsung nangis
kenceng,soalnya dunia ini kurang nyaman dibanding dlm
perut mama sih. Tp mata kia lgsg melotot lihat sana
lht sini. Eh, pas lihat ada bunda...berhenti ah
nangisnya, diganti ama senyum dikulum aja. Sampe skrg
Kia blm mau nangis dulu lagi ah. Soalnya ngantuk mau
bobo dulu, ntar bgn lg jam 11 mlm spt biasa waktu di
dalam perut bunda, hehe. Eh, sblmnya mimi cucu dulu
dong,nyam nyam. Walaupun sayang, blm boleh mimi cucu
bunda ama tante2 susternya. Mereka baik-baik, tapi
ketat banget. Dan kyk tmn2 kia yg lain disini, baru
bobo brg bunda stlah 2 hari. Hiks bunda pasti sedih,
Kia jg sih,tp Kia kan ditemenin malaikat, jd ga
kesepian. oh iya,ini ada foto Kia, jgn naksir ya,ntar
dimarahin sama ayah lho. Ya udah gitu dulu om2 dan
tante2,doain Kia cpt gede ya,jd anak
sholihah,pinter,cantik,sehat,kuat kyk doanya ayah
bunda Kia. Sampai ketemu nanti, makaci ya.daaa.. Posted by Picasa

Hai, perkenalkan, saya Annisa Tazkya Azizah. Ayah Bunda memanggil saya Kia. Posted by Picasa

Monday, March 14, 2005

Just Blogging

Pulang kerja kali ini terasa sangat menyenangkan, besok akan bertemu kembali dengan istri tercinta. Sudah dua minggu ia berada di tanah air, berada bersama keluarga yang mencintainya. Senang rasanya mendengar suaranya semakin bertambah ceria. Dua minggu, perpisahan yang cukup membuatku sadar betapa berarti dirinya. Rindu hati ini ingin bertemu, walaupun setiap hari berbicara di telpon sambungan internasional, Jepang-Indonesia tidak bisa menggantikan kehadirannya. Belum lagi, rasa khawatir membiarkan ia pergi sendiri, melalui angkasa, melintasi samudra, bersama anak kami yang masih berumur 4 bulan dalam kandungan. Aku hanya bisa berdoa memohon perlindungan Allah SWT, dan Allah adalah sebaik-baik teman dalam perjalanan. Ashita wa Narita e tsuma o mukae ni ikimasu, ureshii yo. [ 明日は成田へ妻を迎えに行きます、嬉しいよ。]

Alhamdulillah, sudah sejak seminggu lalu aku mendapat suasana kerja yang baru, setelah menunggu lebih dari 4 bulan. Tidak seperti di tempat kerja yang lama, sekarang aku dapat berbicara dengan leluasa dan jari-jariku dapat mulai bekerja seperti biasa di keyboard komputer. Disini pula, aku dapat bertemu dengan teman-teman yang baik-baik di tempat kerja sehingga membuatku terhibur.

Hari Minggu kemarin, aku pergi bersilaturahim ke rumah seorang teman senior (Ahmad Rusdiansyah - Doddy) yang mengadakan pesta barbeque karena dia akan kembali ke Indonesia dua minggu lagi setelah menyelesaikan studi Doktor nya di bidang Teknik Industri. Selain teman-teman dari Indonesia, 4 brothers dari Mesir pun hadir, semuanya sekitar 20 orang. Suasana yang ramai dan hangat tercipta ketika kami mulai menyiapkan makanan bersama-sama. Obrolan-obrolan kecil dan lucu dilakukan dalam berbagai bahasa; Indonesia, Jawa, Sunda, Jepang, Arab (Mesir), dan Inggris. Lieur deh...

Walaupun kami semua merasa lapar ketika datang, semuanya saling mendahulukan saudaranya, dan alhamdulillah, makanan yang ada cukup berlimpah untuk semua, walaupun makannya harus dilakukan secara berkala, karena makanannya harus dimasak terlebih dahulu . Setiap masakan matang, langsung dibagi-bagi secara merata.

Alhamdulillah ya Allah, aku diperkenankan berkenalan dengan saudara-saudara seiman yang sholeh-sholeh disini. Pesta barbeque ini tidak hanya dilakukan untuk makan, setiap kali pertemuan harus dapat mengingatkan kita kepada Allah. Setelah makan selesai, kami mulai pembacaan Al-Quranul Qarim oleh brother Ismail dari Mesir yang membacakan surat-surat awal Al-Quran dan dilanjutkan dengan doa. Para malaikat pun turun menaungi kami, sejuk. Begitulah yang aku rasakan dalam hatiku, seperti yang disabdakan nabi SAW. Selesai pembacaan doa, para brothers yang sudah tiba saatnya untuk meninggalkan Jepang kembali ke tanah air masing-masing diminta untuk menyampaikan pesan dan kesannya hingga tiba saatnya sholat magrhrib. Alhamdulillah, karena berkahNya, ruangan berukuran 6 tatami dapat digunakan untuk sholat bersama-sama belasan orang. Beginilah indahnya silaturahim.

[Tuhan] Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan. Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan keduanya tunduk kepadaNya. Dan Allah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca keadilan. Supaya kamu jangan melampui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan jangan kamu mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya, di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bungaan yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
(Surat Ar Rahman: 1-13)

Wednesday, March 09, 2005

First Snow for me


First Snow after several years in Tokyo. It is the first snow for me and my wife. I experienced three times this year. What a bliss. Alhamdulillah.


5 cm thick snow in Tokodai. A rare view for several years (according to people who lived here longer than me :D). With my friends, students of Tokodai. The background is the university's landmark.


This is the left over snow in the side of the street of Saginuma Eki. I am on the way to Senta Minami Shopping Mall with my bike to buy a training trouser for futsal play in Nodai Campus the next day. It was also another way to spend weekend without my wife at home. God, I miss her, and my will born child.

Oh ya, I go through Arima Danchi, but I forgot to bring Kang Ade's Jacket, so I didn't drop by to his house. Sorry Kang :p I tried a new route to go back to home, but I was lost. It was dark, rainy and there's almost no people in the road. After a while, there is a man who generously escort me to the big road where I can easily find the way home. Alhamdulillah, thanks ojisan.

Posted by Hello

Tuesday, March 08, 2005

Apalah Artinya

Apalah artinya manusia kalau dia tidak beragama. Hidup seperti hewan. Hanya makan, minum dan membiak. Tidak ada sistem hidup. Hidup semata-mata karena nafsu dan hendak bersenang-senang serta tidak herhenti-henti membuat kerusakan di muka bumi. Beraja di mata dan bersultan di hati. Menjadi penghalang kepada kebaikan dan kebenaran. Menganggap dunia ini sebagai syurga dan yakin bila mati nanti, akan rapuh dan hancur seperti kayu mati. Habis riwayat, tidak ada cerita apa apa lagi.

Apalah artinya agama kalau bukan agama fitrah. Kalau bukan agama yang membawa hak, kebenaran, keselamatan dan kasih sayang. Kalau bukanlah agama yang diredhai oleh Tuhan. Kalau bukan agama Islam.

Apalah artinya beragama Islam kalau tidak ada hidayah. Tanpa hidayah kita tidak akan serius dalarn beragama. Tidak serius dengan Tuhan. Hanya Islam ikut ikutan, Islam keturunan, Islam taqlid, Islam nenek moyang.

Apalah artinya hidayah kalau tidak mempunyai ilmu. Tidak kenal Tuhan. Tidak tahu halal dan haram. Tidak kenal penyakit-penyakit hati. Tidak ada ilmu artinya tidak tahu cara bertindak. Tidak tahu cara beragama. Tidak tahu bersyariat. Menjadi kaku dan beku. Ada agama tapi tidak mampu berbuat apa-apa.

Apalah artinya ilmu kalau tidak difahami. Ilmu hanya di akal, tidak dihati.

Apalah artinya faham kalau ilmu tidak diyakini. Ilmu itu tidak akan mencengkeram hati. Tidak akan mendarah mendaging.

Apalah artinya yakin kalau ilmu tidak diamalkan. Ilmu hanya tinggal ilmu. Samalah hakikatnya dengan orang yang tidak punyai ilmu. Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmu adalah seperti pohon yang tidak berbuah. Tidak menghasilkan apa-apa.

Apalah artinya amalan kalau tidak ada mujahadah. Tidak dapat melawan tarikan dunia dan tipuan syaitan. Tidak dapat melawan kehendak nafsu. Tanpa Mujahadah, sampai kapan pun hati tidak akan menjadi baik dan nafsu tidak akan terdidik.

Apalah artinya mujahadah kalau tidak istiqomah. Sebentar dibuat sebentar ditinggal. Bila suka, dibuat, bila tak suka, ditinggal. Amalan bermusim-­musim. Istiqomah Itu ialah karamah. Kalau amalan sudah istiqomah, barulah akan timbul berbagai kebaikan dan keajaiban dari amalan dan ibadah. Baru akan datang kasih sayang Tuhan. Yang penting bukan banyak tetapi istiqomah. Kalau istiqomah, air yang menetes pun dapat melekukkan batu. Istiqomah adalah tanda ikhlas.

Apalah artinya istiqomah kalau amalan itu tidak ada batinnya, tidak dihayati dau tidak dijiwai. Tidak ada roh. Tanpa membawa hati. Tanpa rasa. Tuhan tidak ada dalam ibadah. Ibarat buah, hanya ada kulit, tidak ada isinya. Tidak ada indahnya. Tidak ada manisnya. Hanya jasad yang terlibat. Hanya jasad yang taat. Hanya jasad yang beribadat. Walhal Tuhan tidak memandang pada jasad. Tuhan melihat pada hati. Selagi hati tidak ada dalam ibadah, selagi itulah kita belum benar-benar beribadah. Yang menyembah dan mengabdi diri pada Tuhan itu ialah hati atau roh. Jasad hanyalah pengiring. Betapa terkelirunya kita meninggalkan pengiring menyembah Tuhan dan kita pergi entah ke mana. Pengiring tidak tahu apa-apa. Pengiring tidak faham apa-apa.

Hanya apabila roh sudah beperanan, apabila roh dan hati sudah kenal, cinta, takut dengan Tuhan dan apabila roh sudah terlibat dalam pengabdian kepada Tuhan, barulah akan terbina insan. Barulah akan terasa didikan dan tarbiah dari Tuhan. Barulah akan timbul hasil dan buah ibadah iaitu akhlak yang luhur. Akhlak dengan Tuhan, akhlak sesama manusia dan akhlak terhadap sekalian makhluk Tuhan.

Sebahagian akhlak ialah ulfah, iaitu kasih sayang. Manusia tidak akan mampu berkasih sayang selagi manusia belum merasakan Cinta kepada Tuhan.

Tidakkah dapat kita rasakan bahwa seluruh alam ini berputar hanya karena kasih sayang Tuhan. Tuhan tidak terpaksa. Tuhan tidak mengambil untung. Tuhan tidak memiliki kepentingan apa pun. Malahan Tuhan tidak perlu kepada kita dan kepada seluruh alam ini. Namun Tuhan tetap mencurahkan kepada kita segala rahmat dan nikmatnya tanpa henti-henti. Apakah motifnya kalau tidak semata-mata karena cinta dan kasih sayang­Nya kepada kita.

Bila sudah dihasilkan akhlak dan ulfah (kasih sayang), barulah segala-galanya akan mempunyai arti. Beragama mempunyai arti. Hidayah mempunyai arti. Ilmu mempunyai arti. Kefahaman mempunyai arti. Keyakinan mempunyai arti. Amalan Mempunyai arti. Mujahadah mempunyai arti dan istiqomah pun mempunyai arti. Malah bila telah wujud akhlak dan kasih sayang, barulah seluruh kehidupan ini mempunyai arti.

From: Roel's Blog